PUISI) UNTUK PEMIMPIN NEGERI Oleh: Bambang P Pagi dibangunkan bukan dengan mentari Ramai mata terbuka melihat kabar negeri Suci tak terlihat di atap angkasa Melainkan pekat debu terhirup nafasku. Nadi seakan bersatu dengan bumi Meski menyapa sudah tak bisa lagi Pesan dari sesama menjadi se urat Mendengar guncangan para rakyat Rakyatmubegitu pilu Melihat dirimu seolah terserang flu Apakah ini ulah pemimpinmu Yang begitu kaku dan bernafsu Selalu lupa janji-janji saat pemilu Indonesiaku, malang benar nasibmu Kau ini Negara beradab Tapi para pemimpinnya seakan biadab Berkedok berjiwa penolong Namun sejatinya adalah penodong Indonesiaku.. Rakyatmu setia menunggu Inilahtafsir mimpi bertemu pemimpin negara dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan tafsir mimpi bertemu pemimpin negara yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang tafsir mimpi bertemu pemimpin negara. Klik pada judul artikel untuk memulai membaca. Fast Money. GelapJelang fajar yang berpijar terangSaat embun meninggalkan dedaunan Dalam hiruk pikuk subuh yang mengejar senja Engkau diam dalam zikir dan pikirMengejaMenghitungMembaca sebuah narasi bangsa Mengalir dari titik nadirMembuat detak jantungmu berdesir Apakah engkau akan sampai di sana? Menuju jejak- jejak perjalanan keabadianBernama kesetiaan dalam kedigdayaan bangsa Engkau membacaNapak tilas tiga setengah abaddan kejayaan masa lalu Harumnya nama bangsamuDalam titah raja-rajaSamudera Pasai, Sriwijaya, hingga Majapahit Engkau dengar kisahSang peloporSang pejuangSang PencerahSang Pendiri bangsa yang meski seiring sejalan bergandengan tanganMenjinakkan ego yang berpetualang dalam keragaman perbedaaan yang harus satuBhinneka Tunggal Ika Demi nusantara yang berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia Setelah terseok sekian lama dalam penjajahan yang merajalela Wahai Pemimpin muda bangsaHari ini engkau harus lunasi janjimu Dalam sebuah narasi Indonesia Jaya hingga titik tanpa koma Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeriyang mengalir dalam denyut nadi dan darahmuMembayangkan senyum anak-anak bangsa yang unggul sejahtera Menuju masa depan gemilang, cemerlang membentangDi negeri khatulistiwa Wahai engkau sang pejuangPemimpin muda masa depan bangsaRakyat menunggumu di depan mengambil estafet kepemimpinanyang harus kau rekonstruksi ulangEja ulang dua dinding batinmuEja rasa dan asamu Rasa cinta baktimu pada negeri ibu pertiwiAsah semangat juangmu yang menggeloratertempa tak berhenti Sanggupkah Engkau menjadi calon pemimpin bangsa terpilihDi negeri ini Bacalah sebaris narasiEngkau mengerti tentang sejarahmu sebagai anak negeri Karena Engkau terlahir dari rahimkeberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan harapan Jangan engkau diam dalam kelamTerlena mencari kata kunci Bacalah sandiPecahkan teka-teki sebuah narasi PemimpinkuHari ini engkau harus lunasi janji Membangun sebuah narasi Indonesia menuju harapan baru Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeri Semoga mengalir dalam denyut nadi dan darahmuMenuju Indonesia abadi Istana Negara, Jakarta 2014 Author Lahir di Padang Sidimpuan 25 April 1982, Pendidikan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan 2000-2006, S2 Hubungan Internasional Universitas Paramadina 2010-2012, dan S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik FISIP Jurusan S2 Sosiologi UI, Pendiri Lentera Pustaka Indonesia, Penulis Annual Book Darwin High School, Australia 2006, Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Juara II Puisi dengan judul “ Pangeran Hatiku” yang diadakan Rumah Sastra Jakarta, Telah menulis 22 buku diantaranya “Antologi Pelangi Jiwa” 2012 “Ayat-ayat Ramadhan” 2013 101 Perempuan Berkisah” 2013. Aleyda Engkau Edelwisku Fiksiana,2014, “25 Wanita Kompasianer Merawat Indonesia” Peniti Media, 2014, Cinta Merah Jambu Puspa Swara, 2014, Harmoni Sixmad Media, 2014. Jadilah Terang 2014, Pemenang 10 Tahun Puisi Edisi Jerman Goethe Institute dengan Judul “Diatas Langit Eropa, Melamarmu” Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Puisinya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Spanyol dan Turki, Aktif menulis opini di majalah SENATOR, Harian Analisa, Tabloid Inspirasi, SINDO seputar pendidikan, ekonomi, kepemudaan, hubungan internasional, lingkungan dan perempuan. Menghadiri Ubud Readers and Writers Festival 2014, Temu Penyair usantara Meulaboh 2016, dan aktif menulis di blog pribadinya Sekarang bekerja sebagai staf Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Setjen DPD RI, Senayan, Jakarta. Ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membakar semangkat bela negara, salah satunya adalah melalui puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik, dan bait. Keindahan puisi yang ditulis dengan sepenuh hati mampu membuat pembaca larut dalam maknanya. Puisi dengan tema bela negara biasanya mengandung unsur nasionalisme dan cinta tanah air. Ragam Puisi Bela Negara Puisi bela negara bertujuan untuk membangkitkan semangat para pembaca agar tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut contoh puisi bela negara, yang dikutp dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan 2021 oleh Komunitas Muda Bersejarah. 1. Bela Negara Oleh Dilla Hardina Agustiani Kobar semangat terus membara Menyulut asa tuk bela negara Berkorban jiwa serta raga Usir penjajah dari tanah air kita Ratusan nyawa pahlawan telah melayang Mereka dengan gagah berani berperang Menebas ketidakadilan walau penuh rintang Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang 17 Agustus kita telah merdeka Perjuangan para pahlawan tak sia-sia Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela Demi melihat generasinya hidup damai sentosa 2. Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku Tersimpuh Oleh M. Taufiq Di bawah kibaran merah putih bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak menekuk, meliuk, menggelora Aku tersimpuh di bawah naungan merah putih yang enggan turun, enggan layu setelah lama badai menghujamnya Mencari pijakan, aku harus bangkit menepis debu yang menggelayutiku menebalkan lagi tapak kakiku ini waktuku berdiri! Tak lagi aku lengah, takkan ini tanah bukan tanah tanpa darah ia terhampar bukan tanpa tangis terserak cecer tiap partikel mesiu di sana Jika pada patahan waktu yang lalu aku bersembunyi, berkarung pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok Aku terhuyung memegang erat tiang merah putih aku memanjat asa, memupuk tekad Indonesia, pegang genggam beraniku! 3. Apa Kata Bung Hatta Oleh Hati Nurahayu Banyak kata untuk negeri Terjujur dari jiwa yang murni Indonesia ada selalu di hati Terucap pesan yang terpatri Persatuan satu harus miliki Jangan pudar karena dari para pembenci Memecah belah negeri Karena ingin kita dikuliti Jatuh bangunnya negeri Ingatlah selalu tertanam di diri Bersatu padu selalu ada di jiwa kami Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini 4. Tanyaku Sederhana Oleh Muhammad Sifak Almurtadho Aku adalah seribu tahun lalu Mencoba melawan semua kalah dan luka untuk kubawa pergi Merenggut semua kalimat asa untuk merdeka Angkasa surya menopang semua deru ombak derita Ringkus habis semuanya! Tanpa ada orang yang tersisa Semua tulisan-tulisan dari penyair terkenal ini Adalah bukti nyata Kalau dulu negara ini menelan jutaan jiwa Sampai merdeka! Saat ini, negara ini dijajah mati oleh pribumi sendiri Bukannya benar pertanyaanku? Sudahi semua pertikaian ini, atau merdeka dua kali? Ringkus peristiwa! Kita merdeka karena kita berbeda! 5. Terbanglah Indonesia Oleh Rayhandi Terbanglah Indonesia Terbang ke langit bebas Gapai bintang hingga jauh melambung Tunjukkan pada dunia merah putihmu Terbanglah Indonesia Takkan ada yang bisa mengikatmu Juga mengurungmu Kita bukan jangkrik di dalam kotak Kita bebas merdeka Terbanglah indonesia Terbanglah kemana kau ingin terbang Lihatlah kemana kau ingin lihat Cintailah apa yang kau ingini Kebebasan bersandar di raga kita Karena kita merdeka Terbanglah Indonesia Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat Bangsa yang menghargai perdamaian Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak Terbanglah Indonesia Di ujung samudera kedamaian kita memuncak Berdiri di atas gunung Kita jaga laut kita-kita jaga bumi kita Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima 6. Prajurit Jaga Malam Oleh Chairil Anwar. Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! 7. Zamrud Khatulistiwa Oleh Nurul Lathifah. Dimulai dengan langkah satu pasti Terucap sejuta ikrar dan janji Dari kami putera puteri bangsa Bersatu lebur dalam Bhineka Tunggal Ika Menjunjung tinggi moral, undang-undang, dan Pancasila Zamrud Khatulistiwa, itulah namamu Kau ciptakan satu tumpuan jejak para pahlawan Kau agunkan satu kemerdekaan dan perdamaian Di bawah naungan sang merah putih Kibarkan kearifanmu wahai zamrud khatulistiwa Menyongsong masa depan dengan warna merahmu Tentramkan naluri dunia dengan warna putihmu Dalam singgasana langit Dan perdamaian bumi pertiwi Terpangku sejuta napas terakhir Sebagai pesan para pahlawan "Tetaplah setia kepada Indonesia" Abadikan cintanya dalam ruang gelap gulita Demi misi satu Indonesia merdeka Tercipta dalam lingkup realita Bahwa sang merah putih, telah kembali bangkit bahwa sang zamrud khatulistiwa Masih menjadi paru-paru dunia Rekam senyum anak Indonesia harumkan nama bangsa di mata dunia Tunjukkan kepada dunia Bahwa zamrud khatulistiwa, bukan sekadar nama! 8. Pemuda Pahlawan Oleh Riky Fernandes. Gelagat keharuan tercium bagai bangkai kecoa yang mulai hancur. Waktumu tidak banyak di atas fana. Rapatkan jari-jemarimu agar sampai menuju menara Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia-manusia itu. Kukuhkan dua kakimu sampai ke kepala. Tarik tali pelontar kain merah putihmu. Usah kau sujud di atas tanah itu. Tancapkan saja tiang semangatmu setinggi mungkin. Senyummu kian memanis dengan topi jerami berwarna gelap. Dan saat itulah kau akan tahu betapa sulitnya hidup. Dengan hias keringat tanpa peduli hari telah mencapai senja. 9. Harapan Remaja Indonesia Oleh Mentista Kusumawati. Tiga setengah abad kita dijajah Dirundung kegelisahan dan ketakutan Saat itu jangankan untuk sekolah Bergerak pun kita tak mampu Kini saatnya… bangkit Tuk melanjutkan segala kemerdekaan yang pernah terukir dulu Dengan menggali potensi dan budaya Di dalam negeri ini yang masih terpendam Demi tanah air kami Demi Indonesia kami Mestinya mata kami semakin lelah Usia kami habis dimakan waktu Demi negeri kami Kami rela mati untuknya Demi bunda tercinta Kan kami junjung nama harum Di mana pun kami menginjakkan Kaki di muka bumi ini Dan selama itu jantung kami Putra, Putri bangsa masih berdetak Darah dalam diri kami masih mengalir Kami kan tetap sekuat tenaga Hingga tetes darah penghabisan 10. Kembalikan Indonesia Oleh Ghita Novita Sari. Detik ini Tak pernah melepaskan syair-syair Indonesia Dari para sang pemuja Konon, kala Indonesia memancarkan eksotisme Sudah tak asing keramahan dan kesantunan tapi tengoklah saat ini emosi sangat cepat mengebom Hei… jemari mereka mengusir paru-paru kami habis membotak Maafkan kami alam… Kau selalu tersakiti Burung-burung menawan, terjamah pelor dari bedilnya Ikan-ikan mempesona, tergenangi air racun jingga Pohon-pohon ramah, merata ke bumi. Kami anak cucu Indonesia Akan membangun raksasa yang terlelap Menjaga kesatuan sanak-sanak kami Menjamin para koruptor membangkai di rumahnya Menjulangkan pepohonan kembali Kelak…. Bapak… Tuntun kami ke ujung tiang tertinggi Bersama… Pulangkan Indonesia yang lalu Sejajarkan Indonesia seperti mereka Apakah milikku? Yang tergenggam hanya petuah kecil Indonesia para penyair Dan setumpuk rahmat sang pelukis Indonesiaku. Puisi Berjudul Pesan Untuk Pemimpin Salam Hangat Dan Hormat Bagi Pengunjung semua. Saya akan membagikan kembali karya sederhan ini untuk anda baca. Selama menikmati puisi dan karya sastra. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Aku Membaca dan Mendengar di seberang wilayah terjadi keributan. Aku Membaca dan Mendengar di berita televisi ada kerusuhan. Semua orang mulai kasar, berteriak-teriak, dan mencaci maki. Semua orang mulai pintar, menunjukkan gigi, dan memalsukan janji. Semua orang bingung mencari solusi. Karena telah kehilangan pemimpin. Anak kehilangan nasehat. Murid melupakan gurunya yang sering hilang. Pasangan kehilangan selera untuk berbagi cerita. Sahabat tidak saling percaya karena berbeda isi kepala. Masyarakat telah kehilangan pemimpin. Pemimpin yang bisa memberi makan untuk kehidupan. Pemimpin yang membela kelompok kecil dan lemah. Pemimpin yang tahu kebenaran dan keadilan. Pemimpin yang mau berjuang bukan karena uang. Sebenarnya, Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat telah menemukan pemimpin. Pemimpin yang sibuk bersolek dengan retorika belaka Pemimpin yang hanya memberi makan peliharaannya Pemimpin yang mengubur pemikiran orang yang pemikirannya berbeda Pemimpin yang tidak becermin siapa dia sebenarnya Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat Tidak pernah tahu arti pemimpin Banyak bicara karena urusan perut Menjadi pemarah ditekan keadaan yang susah Banyak tingkah karena pembangunan yang tidak merata Menjadi lawan nyata karena bukan siapa-siapa. Masyarakat Telah Tahu arti pemimpin Banyak bicara masuk ke penjara Menjadi pemarah bisa hilang dan punah Banyak tingkah tidak akan mendapat jatah Menjadi lawan nyata hanya pura-pura. Saya hanya orang biasa, yang sedikit membaca dan ingin bercerita melalui pesan. Pesan yang kutulis melalui kata-kata. Tidak perlu meluka anda, Tidak perlu menjatuhkan anda, Tidak perlu mengarahkan senjata, dan Tidak perlu saling mengenal dan tahu. Akan Kuberi tahu sesuatu. Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin Saya Seorang Pria, Saya Seorang Suami, Saya Kepala keluarga. Sambil Menunjuk dan Berkata, Ini Pesan Sederhana Untuk anda. “08-04-2018” Puisi yang tertulis dari keadaan. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Pesan Puisi Sebuah puisi memiliki banyak sekali makna. Makna yang diambil juga berdasarkan pemahaman masing-masing pembacanya. Menjadikan puisi sebagai literasi bisa bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir dalam memahami kata-kata. Sejatinya, makna yang sama dibentuk dari keadaan yang sama. Sebaliknya, Makna yang berbeda dibentuk dari Perbedaan. Keadaan yang akhir-akhir ini terjadi adalah buah dari tidak ditemukannya Subjek yang ingin sesuai dan memahami keadaan di rakyat kebanyakan. Keadaan rakyat sejatinya hanya ingin bisa memenuhi kebutuhan dasar dan sandang pangan. Setelah itu, meningkatkan kualitas kehidupan dengan pendidikan yang tinggi. Puisi ini hanya sebuah pesan pribadi untuk diri sendiri. Pembaca yang cerdas juga akan mengerti bahwa kita adalah seorang pemimpin dari jiwa-jiwa yang tidak ingin diikat keadaan. Selamat Memahami, salam sastra Indonesia. Hormat Saya, Penulis

puisi tentang pemimpin negara